Hambatan Bagi Pengelolaan UMKM (Usaha Mikro Kecil Menengah)
Kamis, 12 September 2019
Tambah Komentar
Berdasarkan hasil sensus ekonomo tahun 2006, ternyata sebanyak 48,5 persen UMKM mengalami kesulitan dalam menggerakkan perusahaan/usahanya. Terdapat beberapa penyebab kesulitan UMKM diantaranya terbatasnya bahan baku/barang dagangan, pemasaran, pemodalan, BBM/Energi, transportasi, keterampilan tenaga kerja, upah buruh, dan lainnya.
Sumber : BPS
Dari data yang diperoleh dalam penelitian ini menunjukan bahwa terdapat beberapa aspek yang dapat merupakan penghambat dalam pengembangan kegiatan usaha mikro, kecil dan menengah. Aspek-aspek yang dimaksud adalah:
Pertama, sikap mental.
Salah satu penyebab kegagalan dalam berusaha, adalah faktor ikut-ikutan. Sikap mental yang suka ikut-ikutan ini merupakan dampak dari tidak mandiri mental berusaha bagi sekelompok orang. Orang yang melakukan suatu pekerjaan, padahal dia sendiri tidak memiliki pengetahuan yang cukup dalam pekerjaan tersebut merupakan penyebab dari kegagalan dalam berusaha atau bekerja.
Kedua, Aspek pembinaan.
Tumbuh dan berkembangnya UMKM belakangan ini merupakan dampak positif dari terjadinya krisis ekonomi pada tahun 1997. Akan tetapi, walaupun pesatnya perkembangan UMKM tersebut jika dilihat dari jumlah unit usahanya, namun jika dilihat dari kapasitasnya dalam memberikan kontribusi terhadap perkembangan PDM nasional masih relative kecil. Hal ini dapat dilihat dari pangsa UMKM terhadap perekonomian sebesar 99,99 persen hanya memberikan kontribusi terhadap PDB sebesar 58,17 persen, sedangkan usaha besar yang memiliki pangsa hanya sebesar 0,01 persen, namun dapat memberikan kontribusi terhadap PDM sebesar 41,83 persen.
Ketiga, Aspek pemasaran.
Berkaitan dengan pemasaran hasil produksi responden yang diteliti dapat dikemukakan beberapa hal sebagai berikut:
[1] Pemasaran hasil produksi industri manufaktur dan kerajinan. Pemasaran hasil produksi sebagian besar dari usaha yang diamati dalam penelitian ini sifatnya masih terbatas dan lebih banyak melayani kebutuhan dan permintaan pasar local dan daerah-daerah sekitarnya. Hal tersebut dapat dimaklumi mengingat bahwa sebagai usaha yang berskala mikro dan kecil, mereka memiliki jaringan usaha yang terbatas dan rendahnya kemampuan untuk meningkatkan akses dan peluang pasar, serta kecenderungan konsumen yang berhubungan langsung dengan sentra usaha mereka. Berbeda halnya dengan usaha yang berskala menengah dan besar, dimana pemasaran hasil produksinya sudah berorientasi pada permintaan pasar luar daerah (orientasi ekspor).
[2] Pemasaran produksi hasil pertanian. Permasalahan yang dihadapi oleh pengusaha di bidang pertanian, terutama produksi hasil perkebunan dan perikanan berkaitan berkaitan dengan pemasaran produk yang dihasilkan sangat rumit jika dibandingkan dengan pemasaran hasil produksi di bidang lainnya. Permasalahan utama yang dihadapi adalah rendahnya posisi tawar menawar (low bargaining position) yang dimiliki oleh para petani.
Keempat, Akses terhadap Lembaga Pembiayaan
Sebagian besar pengusaha kecil dan mikro mengalami kesulitan untuk mengakses ke lembaga pembiayaan, terutama perbankan karena tidak mempunyai agunan (coleteral), tidak mengetahui prosedur peminjaman, prosedur terasa sulit, suku bunga yang tinggi dan minat terhadap modal dari luar masih rendah. Karena keterbatasan dalam mengakses lembaga keuangan untuk memperoleh modal usaha (modal awal dan modal kerja), terutama pinjaman dari lembaga perbankan, maka sebagian besar (sebanyak 77,57 persen) pengelola usaha mikro, kecil dan menengah hanya mengandalkan modal sendiri seadanya. Jadi dari 321 responden yang diteliti, hanya terdapat 72 unit usaha (sebanyak 22,47 persen) yang pernah mendapat pinjaman dari lembaga keuangan untuk menambah modal usaha.
Tabel 3.3
Jenis Kendala Utama Bagi UMKM Dalam Menggerakan Usahanya
Jenis Kendala | Jumlah Unit Usaha | Persentase |
---|---|---|
Modal | 3,899,264 | 35.7 |
Pemasaran | 3,795,953 | 34.8 |
Bahan Baku | 1,173,911 | 10.8 |
BBM/Energi | 444,340 | 4.1 |
Transportasi | 303,327 | 2.8 |
Keterampilan | 133,329 | 1.2 |
Upah Buruh | 95,128 | 0.8 |
Lainnya | 1,073,802 | 9.8 |
Jumlah | 10,919,054 | 100 |
Dari data yang diperoleh dalam penelitian ini menunjukan bahwa terdapat beberapa aspek yang dapat merupakan penghambat dalam pengembangan kegiatan usaha mikro, kecil dan menengah. Aspek-aspek yang dimaksud adalah:
Pertama, sikap mental.
Salah satu penyebab kegagalan dalam berusaha, adalah faktor ikut-ikutan. Sikap mental yang suka ikut-ikutan ini merupakan dampak dari tidak mandiri mental berusaha bagi sekelompok orang. Orang yang melakukan suatu pekerjaan, padahal dia sendiri tidak memiliki pengetahuan yang cukup dalam pekerjaan tersebut merupakan penyebab dari kegagalan dalam berusaha atau bekerja.
Kedua, Aspek pembinaan.
Tumbuh dan berkembangnya UMKM belakangan ini merupakan dampak positif dari terjadinya krisis ekonomi pada tahun 1997. Akan tetapi, walaupun pesatnya perkembangan UMKM tersebut jika dilihat dari jumlah unit usahanya, namun jika dilihat dari kapasitasnya dalam memberikan kontribusi terhadap perkembangan PDM nasional masih relative kecil. Hal ini dapat dilihat dari pangsa UMKM terhadap perekonomian sebesar 99,99 persen hanya memberikan kontribusi terhadap PDB sebesar 58,17 persen, sedangkan usaha besar yang memiliki pangsa hanya sebesar 0,01 persen, namun dapat memberikan kontribusi terhadap PDM sebesar 41,83 persen.
Ketiga, Aspek pemasaran.
Berkaitan dengan pemasaran hasil produksi responden yang diteliti dapat dikemukakan beberapa hal sebagai berikut:
[1] Pemasaran hasil produksi industri manufaktur dan kerajinan. Pemasaran hasil produksi sebagian besar dari usaha yang diamati dalam penelitian ini sifatnya masih terbatas dan lebih banyak melayani kebutuhan dan permintaan pasar local dan daerah-daerah sekitarnya. Hal tersebut dapat dimaklumi mengingat bahwa sebagai usaha yang berskala mikro dan kecil, mereka memiliki jaringan usaha yang terbatas dan rendahnya kemampuan untuk meningkatkan akses dan peluang pasar, serta kecenderungan konsumen yang berhubungan langsung dengan sentra usaha mereka. Berbeda halnya dengan usaha yang berskala menengah dan besar, dimana pemasaran hasil produksinya sudah berorientasi pada permintaan pasar luar daerah (orientasi ekspor).
[2] Pemasaran produksi hasil pertanian. Permasalahan yang dihadapi oleh pengusaha di bidang pertanian, terutama produksi hasil perkebunan dan perikanan berkaitan berkaitan dengan pemasaran produk yang dihasilkan sangat rumit jika dibandingkan dengan pemasaran hasil produksi di bidang lainnya. Permasalahan utama yang dihadapi adalah rendahnya posisi tawar menawar (low bargaining position) yang dimiliki oleh para petani.
Keempat, Akses terhadap Lembaga Pembiayaan
Sebagian besar pengusaha kecil dan mikro mengalami kesulitan untuk mengakses ke lembaga pembiayaan, terutama perbankan karena tidak mempunyai agunan (coleteral), tidak mengetahui prosedur peminjaman, prosedur terasa sulit, suku bunga yang tinggi dan minat terhadap modal dari luar masih rendah. Karena keterbatasan dalam mengakses lembaga keuangan untuk memperoleh modal usaha (modal awal dan modal kerja), terutama pinjaman dari lembaga perbankan, maka sebagian besar (sebanyak 77,57 persen) pengelola usaha mikro, kecil dan menengah hanya mengandalkan modal sendiri seadanya. Jadi dari 321 responden yang diteliti, hanya terdapat 72 unit usaha (sebanyak 22,47 persen) yang pernah mendapat pinjaman dari lembaga keuangan untuk menambah modal usaha.
Belum ada Komentar untuk "Hambatan Bagi Pengelolaan UMKM (Usaha Mikro Kecil Menengah)"
Posting Komentar