Pasar Oligopoli - Ciri-Ciri, Kurva, Bentuk-Bentuk dan Contoh

Pembahasan mengenai bentuk-bentuk pasar akan di akhiri dalam bab ini dengan menguraikan tenang pasar oligopoli, yaitu pasar yang terdiri dari hanya beberapa produsen saja. Ada kalanya pasar oligopoli terdiri dari 2 perusahaan saja dan pasar seperti itu dinamakan duopoly.

Menerangkan sikap seseorang pengusaha didalam pasar oligopoli adalah lebih rumit dari pada menerangkan sikap pengusaha dipasar-pasar lainnya. Ini disebabkan karena tidak terdapat keseragaman dalam sifat-sifat berbagai industri dalam pasar oligopoli. Kelakuan perusahaan akan sangat berbeda apabila dalam pasar hanya ada tiga perusahaan, dengan apabila dalam pasar terdapat lima belas perusahaan. Juga kelakuan perusahaan akan berbeda apabila perusahaan tersebut bersepakat untuk membuat perjanjian membagi-bagi pasar dengan apabila kesepakatan tersebut tidak terdapat. Seterusnya sebagian lainnya menghasilkan barang yang sangat bersamaan (Identical). Tetapi adapula perusahaan–perusahaan dalam oligopoli yang menghasilkan barang yang berbeda corak. Akhirnya, sebagai akibat dari jumlah perusahaan yang sangat sedikit, kegiatan setiap perusahaan adalah sangat dipengaruhi oleh kegiatan perusahaan lainnya di dalam industri yang sama. Di dalam bertindak setiap perusahaaan harus terlebih dahulu mempertimbangkan dalam menduga reaksi perusahaan yang lain ke atas tindakan yang akan di jalankannya.

Oleh karena perbedaan-perbedaan seperti yang baru saja dinyatakan, maka suatu analisis yang bersifat umum yang akan menerangkan keseimbangan perusahaan dalam pasar oligopoli tidak dapat dibuat. Sedikit-dikitnya perlulah di bedakan dua variasi pasar yang mungkin wujud dalam pasar oligopoli, yaitu pasar oligopoli dimana perusahaan-perusahaan saling bersepakat untuk melakukan tindakan bersama di dalam menentukan harga dan tingkat produksi dan pasar oligopoli dimana perusahaan-perusahaan tidak melakukan persepakatan. Walaupun demikian bab ini hanya akan menerangkan pasar oligopoli dimana perusahaan tidak melakukan kesepakatan. Keseimbangan dalam perusahaan yang melakukan persepakatan baru akan di terangkan dalam analisis mikroekonomi yang lebih advancend (bukan yang bersifat pengantar). Sebelum itu ciri-ciri pasar oligopoli akan diterangkan. Disamping hal-hal diatas bab ini akan membicarakan pula dua aspek berikut: satu bentuk hambatan kemasukan kedalam pasar oligopili, dan dua penilaian keatas efisiensi dari operasi suatu pasar oligopoli.

Ciri-Ciri Pasar Oligopoli
Pasar oligopoli hanya terdiri dari sekelompok kecil perusahaan. Biasanya struktur dari industri dalam pasar oligopoli adalah terdapat berberapa perusahaan raksasa yang menguasai sebagian besar pasar oligopoli – katakana lah 70 sampai 80 persen dari seluruh produksi atau nilai penjualan dan disamping itu terdapat pula beberapa perusahaan kecil. Beberapa perusahaan golongan yang pertama (yang menguasai pasar) sangat paling mempengaruhi satu sama lain, karena keputusan dan tindakan oleh salah satu dari padanya sangat mempengaruhi perusahaan-perusahaan lainnya. Sifat ini menyebabkan setiap perusahaan harus mengambil keputusan yang berhati-hati dalam mengubah harga membuat desain, mengubah teknik produksi dan sebagainya. Sifat saling mempengaruhi (mutualinterdefendenc) ini merupakan sifat yang khusus dari perusahaan dalam pasar oligopoli, yang tidak terdapati dalam bentuk pasar lainnya.

Dalam perekonomian yang sudah maju, pasar oligopoli banyak terdapat karena teknologi sudah sangat modern. Teknologi modern mencapai efisiensi yang optimum hanya sesudah jumlah produksi mencapai tingkat yang sangat besar. Keadaan ini menimbulkan kecendrungan pengurangan jumlah perusahaan dalam industri. Di samping sifat penting yang baru diterangkan ini, pasar oligopoli mempunyai beberapa ciri khas lain. Ciri-ciri tersebut diterangkan dalam uraian berikut.

1. Menghasilkan barang standar maupun barang berbeda corak Adakalanya perusahaan dalam pasar oligopoli menghasilkan barang standar (standardized product). Industri dalam pasar oligopoli demikian sifatnya banyak dijumpai dalam industri yang menghasilkan bahan mentah seperti produsen bensin, industri baja dan alumanium dan industri bahan baku seperti industri semen dan bahan bangunan. Di samping itu banyak juga pasar oligopoli yang terdiri dari perusahaan-perusahaan yang menghasilkan barang berbeda corak (diferintiated product) barang seperti itu pada umumnya adalah barang akhir. Contoh dari pasar oligopoli yang menghasilkan barang akhir adalah industri mobil dan truck, industri rokok, dan industri sabun cici dan sabun mandi.

2. Kekuasaan menentukan harga adakalanya lemah dan adakalanya sangat tangguh Dari dua kemungkinan ini, yang mana akan terwujud tergantung kepada bentuk kerja sama diantara perusahaan-perusahaan dalam pasar oligopoli. Tanpa ada kerja sama, kekuasaan menentukan harga menjadi lebih terbatas. Apabila suatu perusahaan menurunkan harga, dalam waktu yang singkat ia akan menarik banyak oembeli. Perusahaan yang kehilangan banyak pembeli akan melakukan tindakan balasan dengan mengurangi harga yang lebih besar lagi sehungga akhirnya perusahaan yang mula-mula menurunkan harga kehilangan langganan. Tetapi kalau perusahaan dalam pasar oligopoli bekerja sama dalam menentukan harga, maka harga dapat distabilkan pada tingkat yang mereka hendaki. Dalam hal ini kekuasaan mereka untuk menentukan harga adalah sangat besar, yaitu sama seperti monopoli.

3. Pada umumnya perusahaan oligopoli perlu melakukan promosi secara iklan Iklan secara terus-menerus sangat diperlukan oleh perusahaan oligopoli yang menghasilkan barang berbeda corak. Pengeluaran untuk iklan biasanya besar sekali untuk perusahaan-perusahaan yang seperti itu. Kegiatan promosi secara iklan yang sangat aktif tersebut adalah untuk dua tujuan, yaitu menarik pembeli baru dan mempertahankan pembeli lama. Perusahaan yang menghasilkan barang standar membuat pengeluaran iklan yang lebih sedikit. Iklan tersebut untuk memelihara hubungan baik dengan masyarakat.

PENENTUAN HARGA DAN PRODUKSI TANPA PERSEPAKATAN 
Di dalam meilihat pemaksimuman keuntungan dalam suatu perusahaan oligopoli, akan diperhatikan bagaimana tujuan itu akan dicapai apabila perusahaan-perusahaan tidak mebuat persepakatan. Di dalam mebuat analisis itu perlulah disadari bahwa walaupun tidak terdapat persepakatan, setiap perusahaan dalam pasar – sebagai akibat dari jumlahnya yang sangat sedikit sangat erat kaitannya dan saling mempengaruhi satu sama lain. Maksudnya, setiap tindakan yang dilakukan suatu perusahaan akan menimbulkan implikasi yang nyata kepada perusahaan-perusahaan lainnya. Apabila impilkasi tersebut merugikan perusahaan-perusahaan lainnya, maka mereka akan melakukan tindakan balasan.

CIRI PERKAITAN DI ANTARA PERUSAHAAN-PERUSAHAAN
Setiap perusahaan oligopoli menyadari bahwa apabila ia mengubah harga penjualannya, langkah ini akan sangat mempengaruhi penjualan dari perusahaan-perusahaan lain. Apabila suatu perusahaan menurunkan harga, perusahaan-perusahaan lain akan kehilangan langganan karena sebagian dari langganan mereka akan membeli barang yang harganya telah menjadi lebih rendah. Dengan demikian, didalam pasar oligopoli, penurunan harga dari suatu perusahaan berkecenderungan akan menyebabkan perusahaan-perusahaan lainnya juga akan melakukan penurunan harga agar mereka tidak kehilangan langganan.

Bagaimanakah reaksi perusahaan-perusahaan lain apabila suatu perusahaan menaikkan harga? Sekiranya suatu perusahaan menaikkan harga, produksi perusahaan-perusahaan lain menjadi relative lebih murah. Sebagai akibatnya perusahaan yang menaikkan harga akan kehilangan langganan, sedangkan perusahaan lain yang tidak menaikkan harga bertambah banyak langganannya. Dengan demikian tidak ada alasan untuk perusahaan lain tersebut mengubah tingkat harganya.

KURVA PERMINTAAN TERPATAH (KINKED DEMAND CURVE)
Berdasarkan kecenderungan yang baru dijelaskan ini, yaitu mengenai reaksi perusahaan-perusahaan lain apabila suatu perusahaan oligopoli mengubah harga barangnya, dapatlah di terangkan bentuk kurva permintaan dari suatu perusahaan oligopoli apabila dimisalkan perusahaan-perusahaan tidak melakukan persepakatan. Dalam gambar 14.1 ditunjukkan kurva permintaan yang dihadapi oleh perusahaan oligopoli yang sifatnya adalah seperti yang baru dinyatakan.

Keseimbangan Asal
Dalam gambar 14.1 kurva D1 D1 menggambarkan permintaan yang dihadapi suatu perusahan oligopoli apabila dimisalkan perusahaan-perusahaan lain tidak melakukan perubahan harga walaupun perusahaan yang pertama melakukan hal itu (mengubah harga). Sedangkan kurva D2 adalah permintaan yang dihadapi suatu perusahaan oligopili apabila dimisalkan perubahan harga yang dilakukannya akan diikuti oleh langkah yang sama oleh perusahaan-perusahaan lain. Seterusnya misalkan pada permulaannya harga yang berlaku dipasar adalah P0. Maka jumlah permintaan adalah seperti yang ditunjukkan oleh titik E, yaitu jumlahnya adalah sebanyak Q0.

GAMBAR 14.1
Kurva Permintaan dalam Oligopoli


Efek Penurunan Harga

Sekiranya perusahaan dalam pasar oligopoli tersebut menurunkan harga penjualannya ke P1, maka permintaan keatas produksinya akan bertambah. Kalau perusahaan lain tidak turut menurunkan harga, maka permintaan akan bertambah ketingkat seperti yang ditunjukkan C1. Pertambahan yang besar ini disebabkan oleh dua faktor: (i) langganan perusahaan lain yang menghasilkan barang sejenis membeli barang yang harganya telah menurun, dan (ii) segolongan konsumen membatalkan konsumsinya keatas barang pengganti, dan menambah konsumsi keatas barang yang mengalami penurunan harga tersebut. Akan tetapi sekiranya perusahaan lain dalam pasar oligopoli tersebut mengikuti jejak perusahaan yang pertama, yaitu juga menurunkan harga, permintaan hanya berambah sampai ketingkat seperti yang ditunjukkan oleh titik C. pertambahan permintaan yang relative sedikit ini disebabkan karena yang dinyatakan (i) diatas tidak terjadi. Kenaikan permintaan hanya disebabkan oleh keadaan yang dinyatakan dalam (ii). Hal yang sama juga berlaku apabila harga turun lebih lanjut P2. Tanpa adanya reaksi dari perusahaan-perusahaan lain,permintaan akan bertambah ketingkat yang ditunjukan oleh titik B1.Sedangkan kalau perusahaan-perusahaan lain turut menurunkan harga, maka pertambahan permintaan hanya mencapai tingkat seperti yang ditunjukan oleh titik B.

Efek Peningkatan Harga
Perhatikan pula sekarang keadaan yang sebaliknya, yaitu perusahaan oligopoli tersebut menaikan harga ke P3. Sekiranya perusahaan-perusahaan lain tidak mengubah harga, dan tetap menjual dalam P0 maka perusahaan yang manaikkan harga akan kehilangan banyak langganan. Pada harga P3 jumlah barang yang dapat dijualnya adalah seperti yang ditunjukan titik A1. Akan tetapi sekiranya perusahaan-perusahaan lain juga turut menaikkan harga, perusahaan yang memulai menaikkan harga tidak akan kehilangan langganan dan oleh sebab itu dapat menjual barangnya sampai ketingkat yang di timbullkan oleh titik A.

Kurva Permintaan Terpatah
Persoalan yang sekarang adalah :kurva permintaan yang bagaimanakah yang paling mungkin dihadapi oleh suatu perusahaan oligopoli? Adalah wajar untuk menganggap bahwa perusahaan tidak akan suka kehilangan langganan dan akan merasa gembira mendapat langganan baru. Dengan demikian, apabila suatu perusahaan oligopoli mengubah harga penjualannya, reaksi perusahaan-perusahaan lain adalah seperti berikut: (i) mereka akan turut menurunkan harga apabila perusahaan lain menurunkan harga supaya tidak kehilangan langganan, dan (ii) mereka tidak akan turut menaikkan harga apabila perusahaan lain menaikkan harga, karena apabila harga tidak berubah mereka akan mendapat tambahan langganan. Oleh karena reaksi perusahaan lain adalah seperti ini sifatnya, maka permintaan yang dihadapi oleh suatu perusahaan dalam oligopoli adalah suatu kurva terpatah seperti ditunjukkan oleh kurva D1ED2 dalam Gambar 14.1 dan 14.2.

Apabila kurva terpatah D1ED2 adalah bentuk kurva permintaan yang dihadapi oleh suatu perusahaan dalam pasar oligopoli, bagaimanakah bentuk kurva hasil penjualan marjinalnya? Bentuk kurva hasil penjualan marjinalnya ditunjukkan dalam gambar 14.2. Kurva MR1 adalah kurva hasil penjualan marjinal apabila kurva permintaan adalah D1D1 dan kurva MR2 adalah

GAMBAR 14.2
Kurva MR dalam Oligopoli
Kurva hasil penjualan marjinal apabila kurva prmintaan adalah kurva terpatah D1ED2, maka kurva hasil penjualan marjinal adalah kurva MR1 yang di tebalkan (dari atas sehingga ketitik A1) dan kurva MR2 yang ditebalkan (dari titik A2 ke bawah).

PEMAKSIMUMAN KEUNTUNGAN PERUSAHAAN
Dalam keadaan dimana kurva permintaan yang dihadapi perusahaan adalah kurva terpatah, dan kurva hasil penjualan marjinal adalah kurva terputus seperti yang terdapat dalam Gambar 14.2, bagaimanakah pemaksimuman keuntungan oleh suatu perusahaan akan dipengaruhi? Jawaban dari persoalan ini dapat ditunjukan dengan menggunakan bantuan Gambar 14.3.

Misalkan pada mulanya biaya marjinal adalah MC0. Untuk memaksimumkan keuntungan MC0 harus sama dengan MR, maka berdasarkan keadaan dalam Gambar 14.3 keuntungan maksimum dicapai apabila harga adalah P0 dan jumlah produksi adalah Q0. Sekiranya terjadi perubahan keatas biaya produksi, bagaimanakah kedudukkan keseimbangan akan diprngaruhinya? Misalkan biaya produksi mengalami kenaikkan sehingga menyebabkan kurva biaya marjinalnya menjadi seperti yang ditunjukkan oleh MC2. Dari keadaan Gambar 14.3 dapat dilihat bahwa keuntungan yang maksimum masih akan tetap di capai oleh perusahaan itu pada ketika harga adalah P0 dan jumlah barang yang diproduksikan adalah Q0. Hanya setelah kurva biaya marjinal berada di atas MC2 keseimbangan untuk memaksimumkan keuntungan akan mengalami perubahan. Dari keadaan dalam Gambar 14.3 dapat disimpulkan pula bahwa selama perubahan biaya produksi tidak menyebabkan kurva biaya marjinal berada di atas MC2 atau dibawah

GAMBAR 14.3
Keseimbangan Perusahaan dalam Oligopoli
MC1, keseimbangan pemaksimuman keuntungan yang dinyatakan diatas tidak akan mengalami perubahan. Dengan demikian, selama kurva biaya marjinal memotong MR di Antara titik A1 dan A2, harga dan jumlah produksi perusahaan tidak akan mengalami perubahan.

Berdasarkan kepada analisi diatas dapatlah di simpulkan bahwa dalam pasar oligopoli dimana perusahaan-perusahaan tidak melakukan persepakatan di Antara mereka, tingkat harga adalah bersifat rigid, yaitu bersifat sukar mengalami perubahan. Ia cenderung untuk tetap berada pada tingkat harga yang telah ditetapkan pada permulaannya. (Penentuan Harga dan Produksi Tanpa Persepakatan, 2016)

BENTUK-BENTUK HAMBATAN KEMASUKAN OLIGOPOLI
Terdapat jumlah perusahaan yang terbatas di dalam pasar merupakan suatu bukti nyata bahwa perusahaan-perusahaan baru adalah sangat sukar untuk masuk ke pasar oligopoli. Faktor-faktor penting yang menyebabkan kesukaran memasuki pasar oligopoli adalah:
  • Skala ekonomi
  • Perbedaan biaya produksi.
  • Sifat-sifat produksi yang mempunyai keistimewaan yang sukar diimbangi oleh perusahaan baru.
SKALA EKONOMI
Skala ekonomi yang dinikmati oleh perusahaan yang terdapat dalam pasar oligopoli dapat menjadt penghambat yang sangat penting kepada perusahaan baru untuk masuk ke dalam industri itu. Apabila suatu perusahaan oligopolis dapat menikmati skala ekonomi sehingga ke tingkat produksi yang sangat besar, ini berarti semakin banyak produksinya semakin rendah biaya produkst per unit. Sekiranya permintaan dalam pasar bertambah, perusahaan yang sudah ada dalam industri akan mempunyai kesempatan yang lebih baik untuk memenuhi permintaan tersebut, karena mereka dapat menambah jumlah produksi dan pada waktu yang sama mengurangi biaya produksi per unit. Maka semakin besar jumlah penjualan perusahaan tersebut, semakin efisien kegiatan memproduksinya. Ini akan menyukarkan kemasukan perusahaan baru, karena pada mulanya luas pasaran barangnya hanyalah sebagian kecil daripada perusahaan yang telah ada, dan oleh karena itu biaya produksi per unit adalah lebih tinggi daripada dalam perusahaan yang lama.

BIAYA PRODUKSI YANG BERBEDA 
Yang dijelaskan di atas adalah biaya produksi per unit yang berbeda sebagai akibat dari tingkat (jumlah) produksi yang berbeda. Di samping itu biaya produksi dapat pula berbeda pada tingkat produksi yang sama. Biasanya pada setiap tingkat produksi, biaya produksi per unit yang harus dikeluarkan perusahaan yang baru adalah lebih tinggi dari yang dikeluarkan perusahaan lama. Ini berarti kurva AC (biaya total rata-rata) perusahaan baru adalah lebih tinggi daripada kurva AC perusahaan yang lama. Oleh karenanya perusahaan baru tidak dapat menjual barangnya semurah seperti perusahaan lama. Keadaan ini menghambat kemasukan perusahaan baru. Terdapat banyak faktor yang menimbulkan kecenderungan perbedaan biaya produksi tersebut. Yang penting adalah:
  • Perusahaan lama dapat menurunkan biaya produksi sebagai akibat pengetahuan yang mendalam mengenai kegiatan memproduksi yang dikumpulkan dari pengalaman masa lalu.
  • Para pekerjanya sudah lebih berpengalaman di dalam mengerjakan pekerjaan mereka, dan ini menaikkan produktivitas pekerja, yang selanjutnya memungkinkan penurunan biaya produksi.
  • Perusahaan lama sudah lebih dikenal oleh bank, dan para penyedia bahan mentah dan oleh karenanya dapat memperoleh kredit yang lebih baik dan harga bahan mentah yang lebih murah. 
KEISTIMEWAAN HASIL PRODUKSI
Keistimewan yang dimiliki oleh barang yang diproduksikan oleh perusahaan lama merupakan sumber lain yang dapat menghambat kemasukan perusahaan baru. Keistimewaan ini dapat dibedakan dalam beberapa bentuk. Yang pertama ialah karena barang tersebut sudah sangat terkenal (product recognition), dan masyarakat sudah menaruh kepercayaan dan penghargaan yang tinggi ke atas barang tersebut. Tanpa dapat menawarkan barang lain yang jauh lebih baik dari barang yang dikenal masyarakat ini, perusahaan baru akan mengalami kesukaran untuk bersaing dengan baik di pasaran.

Keistimewaan yang kedua adalah apabila barang tersebut sangat rumit (product complexity) yaitu ia terdiri dari komponen-komponen yang banyak sekali sehingga sukar membuat dan memperbaikinya. Barang seperti itu antara lain adalah mobil, televisi, peti es dan sebagainya. Sifat barang yang rumit tersebut menyebabkan tidak semua pengusaha yang mempunyai modal dapat masuk ke dalam perusahaan tersebut. Pengusaha tersebut harus juga mengetahui cara- caranya membuat barang itu yang mutunya tidak kalah dengan barang barang yang sudah ada di pasar.

Selanjutnya keistimewaan lain yang mungkin dimiliki oleh perusahaan dalam pasar oligopoli adalah ia memproduksikan berbagai barang yang sejenis. Kalau ia produsen rokok, maka rokok yang diproduksikannya terdiri dari berbagai bentuk dan jenis sehingga dapat menyediakan berbagai produk seperti rokok berfilter dan cerutu yang diingini masyarakat yang cita rasanya berbeda-beda. Perusahaan sabun mandi, sabun cuci, minuman ringan dalam botol dan produsen mobil adalah beberapa contoh lain dari perusahaan-perusahaan yang sering kali memproduksikan sesuatu barang dalam bentuk dan sifat, serta mutu yang sangat berbeda. Dengan cara ini pasarannya meliputi golongan masyarakat yang lebih luas dan sebagai akibatnya sukarlah untuk perusahaan baru memasuki pasar oligopoli. (Bentuk-Bentuk Hambatan Kemasukan Oligopoli, 2016)

PENILAIAN KE ATAS PASAR OLIGOPOLI
Di dalam menilai kebaikan pasar oligopoli tiga aspek dari kegiatan perusahaan-perusahaan dalam pasar oligopoli akan diperhatikan, yaitu:
  • Efisiensinya dalam menggunakan sumber-sumber daya.
  • Kegiatan mereka dalam mengembangkan teknologi dan inovasi.
  • Tingkat keuntungan yang mereka peroleh
EFISIENSI DALAM MENGGUNAKAN SUMBER-SUMBER DAYA
Dalam bab-bab yang lalu telah ditekankan bahwa efisiensi penggunaan sumber-sumber daya akan tercapai apabila biaya marinal = harga. Dan di dalam perusahaan yang memaksimumkan untung, biaya marjinal = hasil penjualan marjinal. Dengan demikian efisiensi penggunaan sumber-sumber daya akan tercapai apabila biaya marinal=hasil penjualan marjinal=harga. Keadaan ini hanya mungkin tercapai apabila tingkat harga adalah sama dengan biaya rata rata yang paling rendah (ditunjukkan oleh titik paling rendah pada kurva AC). Pada umumnya keadaan ini tidak dicapa oleh perusahaan dalam oligopoli. Maka dipandangan dari syarat efesiensi ini perusahaan dalam oligopoli tidaklah menggunakan sumber-sumber daya secara efesiensi.

Tetapi dipandang dari sudut skalaa ekonomi yang mungkin diperoleh, terdapat kemungkinan bahwa perusahaan dalam oligopoli akan memproduksikan barang dengan biaya yang lebih rendah dari perusahaan dalam persaingan sempurna. Didalam industri dimana skala ekonomi akan terus menerus dinikmati sehingga tingkat produksi adalah sangat tinggi, adalah lebih efesien apabila industri itu terdiri dari beberapa perusahaan, dari pada apabila ia terdiri dari banyak perusahaan seperti yang didapati dalam pasar persaingan sempurna. Apabila industri tersebut terdiri dari banyak perusahaan, setiap perusahaan hanya memproduksi pada tingkat produksi yang sangat rendah atau tidak dapat menikmati skala ekonomi yang mungkin diperoleh. Dengan demikian biaya produksi perunit adalah lebih tinggi dari apabila skala ekonomi tersebut dapat dinikmati.

PERKEMBANGAN TEKNOLOGI DAN INOVASI
Terdapat cukup alasan untuk berkeyakinan bahwa pasar oligopoli merupakan struktur pasar yang paling memberikan dorongan untuk mengembangankan teknologi dan melakukan inovasi. Dua alasan penting dapat digunakan untuk menyokong pandangan ini, yaitu : (i) adanya untung yang lebih dari normal, dan (ii) menekankan kepada persaingan harga akan menimbulkan efek yang kurang menguntungkan kedudukan perusahaan didalam produksi. Seperti dalam pasar monopoli, didalam pasar oligopoli perusahaan akan mendapat untung lebih normal. Keuntungan seperti ini dapat diperoleh karena kemasukkan perusahaan baru sangat sukar berlaku. Maka keuntungan lebih normal dalam jangka pendek dapat terus di pertahankan dalam jangka panjang. Dengan demikian dalam perusahaan oligopoli terdapat dana yang cukup untuk membiayai penyelidikkan yang perlu untuk mengembangkan teknologi dan melakukan inovasi.

Disamping itu dorongan untuk mengembangkan teknologi dan terus menerus membuat pembaruan disebabkan pula karena perusahaan tidak dapat menekankan usaha menarik pelanggan secara persaingan harga-yaitu menarik langganan dengan cara mengubah harga penjualan. Langkah ini akan menimbulkan “perang harga” yang pada akhirnya akan merugikan perusahaan itu sendiri. Oleh karena itu usaha untuk menarik lebih banyak langganan dijalankan secara persaingan bukan harga. Salah satu di antaranya adalah dengan secara terus menerus mengembangkan barang-barang yang diproduksikan supaya ia tetap mempunyai keistimewaan-keistimewaan tertentu. Untuk mencapai tujuan ini perusahaan harus terus berusaha mengembangkan tejnologi kegiatannya dan membuat inovasi yang diperlukan.

KEUNTUNGAN PERUSAHAAN
Walaupun dalam pasar oligopoli terdapat persaingan, keadaan persaingan tersebut tidaklah seluas seperti dipasar persaingan sempurna dan pasar persaingan monopolistis.Persaingan terutama dating dari perusahaan-perusahaan yang sudah ada dalam industri tersebut. Dan dengan adanya kemungkinan persepakatan, persaingan masih dapat di kurangi lebih lanjut. Persaingan yang dibatasi ini memungkinkan perusahaan mendapat keuntungan yang melebihi normal.

Kepada para konsumen, kemungkinan mengurangi persaingan dan memperoleh untung yang lebih normal ini menimbulkan dua akibat yang kurang menguntungkan. Yang pertama, harga barang menjadi lebih tinggi daripada apabila persaingan adalah lebih luas. Kedua, jumlah barang-barang yang dapat dinikmati masyarakat adalah kurang dari pada yang dapat diperoleh dalam pasar persaingan sempurna. Keburukkan ini telah mendorong pemerintah melakukan pengawasan keatas kegiatan perusahaan-perusahaan dalam oligopoli. Di Amerika Serikat misalnya, sejak akhir abad yang lalu telah dibuat beberapa peraturan yang pada dasarnya bertujuan melarang penggabungan perusahaan untuk mengendalikan harga dan produksi. Tujuan dari peraturan-peraturan itu adalah untuk menjamin agar diantara berbagai perusahaan dalam pasar oligopoli terdapat lebih banyak persaingan yang sehat.

DAFTAR PUSTAKA
Bentuk-Bentuk Hambatan Kemasukan Oligopoli. (2016). In S. Sukirno, MIKROEKONOMI (pp. 320-322). Jakarta.
Ciri-Ciri Pasar Oligopoli. (2016). In S. Sukirno, MIKROEKONOMI (pp. 315-316). Jakarta.
OLIGOPOLI. (2016). In S. Sukirno, MIKROEKONOMI (pp. 314-315). Jakarta.
Penentuan Harga dan Produksi Tanpa Persepakatan. (2016). In S. Sukirno, MIKROEKONOMI (pp. 316-320). Jakarta.
Penilaian Ke Atas Pasar Oligopoli. (2016). In S. Sukirno, MIKROEKONOMI (pp. 322-323). Jakarta.

Belum ada Komentar untuk "Pasar Oligopoli - Ciri-Ciri, Kurva, Bentuk-Bentuk dan Contoh"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel