Wujudkan Jurnalis yang Beretika
Minggu, 17 Maret 2019
Tambah Komentar
Berprofesi menjadi seorang Jurnalis merupakan tantangan tersendiri. Karena, setiap harinya harus memberikan berita-berita baru yang sesuai fakta untuk konsumsi masyarakat pada umumnya. Jurnalis sendiri identik dengan Wartawan yang kerap kali kita temui di berbagai stasiun televise. Menyajikan informasi tentang kriminal, masalah sosial, lalu lintas dan lain sebagainya. Inti dari seorang jurnalis yang sesungguhnya yaitu menyampaikan kebenaran melalui media informasi.
Akan tetapi, sebagian besar masyarakat saat ini sedang diserang dengan berita hoax. Alias informasi bohong yang seolah-olah berita nyata. Padahal, itu hanya rekayasa oknum yang memiliki kepentingan di dalamnya. Sehingga, mereka tidak mampu mengenali berita yang sesungguhnya dengan berita manipulasi.
Sebaliknya, Jurnalis yang sesungguhnya memiliki dasar Etika Jurnalistik. Wajib dipatuhi oleh setiap yang menyematkan profesi ini pada dirinya. Menurut almarhum Mahbub Junaedi seorang Wartawan Senior Indonesia berkata bahwa etika jurnalistik itu seperti politisi buatan sendiri. Hal ini dimaksudkan, etika jurnalistik merupakan aturan main yang dibuat oleh para Wartawan dan Media Massa. Harus tetap berjalan sesuai dengan fungsi sosialnya. Fungsi itu berupa tanggung jawab dalam pengembangan kehidupan sosial yang lebih baik, melalui pemberian informasi berkualitas dan sesuai fakta. Sehingga, dapat dipertanggungjawabkan kepada masyarakat umum.
Kebebasan Pers bukan merupakan kebebasan yang digunakan untuk melakukan tindakan merugikan orang lain. Akan tetapi, berkaitan dengan kebebasan melakukan proses jurnalistik secara leluasa untuk memberikan sajian informasi fakta dan akurat. Melalui pemberitaan surat kabar maupun media masa yang lain.
Dalam etika jurnalistik, ada dua istilah yang di kenal yaitu Etika Professional Kewartawanan Dan Etika Media Massa. Akan tetetapi kedua istilah ini memiliki prinsip yang sama yaitu landasan moral dalam proses jurnalistik. Perbedaanya hanya terdapat pada lembaga yang membuatnya. Organisasi kewartawanan seperti Analiansi Jurnalis Independen (AJI) dan Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) ini merupakan etika professional. Sedangkan etika media massa dibuat dari tiap-tiap lembaga medianya. Seperti media masa yang dibuat harian Kompas, Majalah Tempo, dan lain sebagainya.
Media massa memiliki pengaruh terhadap opini publik, pengaruh itu bisa bersifat positif dan negatif. Salah satu pengaruh negatifnya yaitu merugikan pembaca dengan memberikan informasi yang tidak sesuai dengan fakta. Etika diperlukan untuk menjamin berita yang diliput dan disampaikan dengan cara yang benar serta tidak merugikan pihak lain dengan menipu pembaca maupun sumber berita. Etika juga mengatur tata cara seorang Wartawan baik dalam melakukan liputan, sampai dengan menyajikan sebuah berita untuk konsumsi masyarakat.
Setelah mengetahui tentang pentingnya beretika yang baik dalam proses penyajian berita. Kita akan melihat etika-etika yang harus diperhatikan menjadi seorang jurnalistik. Oke, langsung simak di bawah ini ya Guys.
1. Mengaku Sebagai Wartawan
Jangan menyamar atau pura-pura, Narasumber berhak tau identitas kita. Reaksi orang akan berbeda saat tahu bahwa yang dihadapinya adalah Wartawan.
2. Melindungi Narasumber Rahasia
Jika ada seseorang yang ingin memberikan informasi kepada Wartawan, tetapi tidak mau disebutkan identitasnya. Mungki dia sungkan, takut maupun demi keamananya. Akan tetapi sebelum memberi jaminan kerahasiaan, Wartawan harus diizinkan mengetahui identitas Narasumber yang memberikan informasi tersebut. Kemudian, Wartawan harus menjaga kerahasiaan identitas tersebut. Perlu menggunakan inisial, saat menyebutkan pihaknya.
3. Mencari Narasumber yang Benar-Benar Sesui dengan Tema Berita
4. Tidak menerima suap maupun fasilitas apapun dari Narasumber untuk menjaga supaya netral dalam memberikan berita yang sesungguhnya
5. Memperhatikan keakuratan data, jangan mudah percara dengan informasi yang datang dari satu sumber. Setiap informasi harus dicek kebenaranya. Tanyakan informasi dari pihak lain dan cocokkan
6. Memberikan kesempan klarifikasi kepada tertuduh untuk membela diri
7. Melaporkan secara berimbang. Karena ada dua informasi yang bertentangan.
8. Membedakan dengan tegas antara fakta dan pendapat pribadi. Sebagai Wartawan harus bisa memisahkan batas antara fakta dan pendapat pribadi
9. Menggunakan bahasa yang tepat, jangan menggunakan bahasa menipu pembaca maupun dengan mengarahkan ke pihak tertentu
10. Jangan menyembunyi kebenaran karena tidak sesuai dengan kepentingan pribadi
Demikian artikel dari kami yang sudah disampaikan. Semoga dapat bermanfaat bagi Anda para Pembaca pada umumnya. So, jika sebuah media atau Wartawan didapati melanggar etika jurnalistik. Maka, konsekuensi adalah kehilangan kepercayaan, baik dari Pembaca maupun Narasumber. Dengan memiliki etika jurnalistik yang baik, akan menciptakan opini positif bagi masyarakat. Oleh sebab itu, perlu menerapkan sikap jurnalistik yang beretika.
Akan tetapi, sebagian besar masyarakat saat ini sedang diserang dengan berita hoax. Alias informasi bohong yang seolah-olah berita nyata. Padahal, itu hanya rekayasa oknum yang memiliki kepentingan di dalamnya. Sehingga, mereka tidak mampu mengenali berita yang sesungguhnya dengan berita manipulasi.
Sebaliknya, Jurnalis yang sesungguhnya memiliki dasar Etika Jurnalistik. Wajib dipatuhi oleh setiap yang menyematkan profesi ini pada dirinya. Menurut almarhum Mahbub Junaedi seorang Wartawan Senior Indonesia berkata bahwa etika jurnalistik itu seperti politisi buatan sendiri. Hal ini dimaksudkan, etika jurnalistik merupakan aturan main yang dibuat oleh para Wartawan dan Media Massa. Harus tetap berjalan sesuai dengan fungsi sosialnya. Fungsi itu berupa tanggung jawab dalam pengembangan kehidupan sosial yang lebih baik, melalui pemberian informasi berkualitas dan sesuai fakta. Sehingga, dapat dipertanggungjawabkan kepada masyarakat umum.
Kebebasan Pers bukan merupakan kebebasan yang digunakan untuk melakukan tindakan merugikan orang lain. Akan tetapi, berkaitan dengan kebebasan melakukan proses jurnalistik secara leluasa untuk memberikan sajian informasi fakta dan akurat. Melalui pemberitaan surat kabar maupun media masa yang lain.
Dalam etika jurnalistik, ada dua istilah yang di kenal yaitu Etika Professional Kewartawanan Dan Etika Media Massa. Akan tetetapi kedua istilah ini memiliki prinsip yang sama yaitu landasan moral dalam proses jurnalistik. Perbedaanya hanya terdapat pada lembaga yang membuatnya. Organisasi kewartawanan seperti Analiansi Jurnalis Independen (AJI) dan Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) ini merupakan etika professional. Sedangkan etika media massa dibuat dari tiap-tiap lembaga medianya. Seperti media masa yang dibuat harian Kompas, Majalah Tempo, dan lain sebagainya.
Media massa memiliki pengaruh terhadap opini publik, pengaruh itu bisa bersifat positif dan negatif. Salah satu pengaruh negatifnya yaitu merugikan pembaca dengan memberikan informasi yang tidak sesuai dengan fakta. Etika diperlukan untuk menjamin berita yang diliput dan disampaikan dengan cara yang benar serta tidak merugikan pihak lain dengan menipu pembaca maupun sumber berita. Etika juga mengatur tata cara seorang Wartawan baik dalam melakukan liputan, sampai dengan menyajikan sebuah berita untuk konsumsi masyarakat.
Setelah mengetahui tentang pentingnya beretika yang baik dalam proses penyajian berita. Kita akan melihat etika-etika yang harus diperhatikan menjadi seorang jurnalistik. Oke, langsung simak di bawah ini ya Guys.
1. Mengaku Sebagai Wartawan
Jangan menyamar atau pura-pura, Narasumber berhak tau identitas kita. Reaksi orang akan berbeda saat tahu bahwa yang dihadapinya adalah Wartawan.
2. Melindungi Narasumber Rahasia
Jika ada seseorang yang ingin memberikan informasi kepada Wartawan, tetapi tidak mau disebutkan identitasnya. Mungki dia sungkan, takut maupun demi keamananya. Akan tetapi sebelum memberi jaminan kerahasiaan, Wartawan harus diizinkan mengetahui identitas Narasumber yang memberikan informasi tersebut. Kemudian, Wartawan harus menjaga kerahasiaan identitas tersebut. Perlu menggunakan inisial, saat menyebutkan pihaknya.
3. Mencari Narasumber yang Benar-Benar Sesui dengan Tema Berita
4. Tidak menerima suap maupun fasilitas apapun dari Narasumber untuk menjaga supaya netral dalam memberikan berita yang sesungguhnya
5. Memperhatikan keakuratan data, jangan mudah percara dengan informasi yang datang dari satu sumber. Setiap informasi harus dicek kebenaranya. Tanyakan informasi dari pihak lain dan cocokkan
6. Memberikan kesempan klarifikasi kepada tertuduh untuk membela diri
7. Melaporkan secara berimbang. Karena ada dua informasi yang bertentangan.
8. Membedakan dengan tegas antara fakta dan pendapat pribadi. Sebagai Wartawan harus bisa memisahkan batas antara fakta dan pendapat pribadi
9. Menggunakan bahasa yang tepat, jangan menggunakan bahasa menipu pembaca maupun dengan mengarahkan ke pihak tertentu
10. Jangan menyembunyi kebenaran karena tidak sesuai dengan kepentingan pribadi
Demikian artikel dari kami yang sudah disampaikan. Semoga dapat bermanfaat bagi Anda para Pembaca pada umumnya. So, jika sebuah media atau Wartawan didapati melanggar etika jurnalistik. Maka, konsekuensi adalah kehilangan kepercayaan, baik dari Pembaca maupun Narasumber. Dengan memiliki etika jurnalistik yang baik, akan menciptakan opini positif bagi masyarakat. Oleh sebab itu, perlu menerapkan sikap jurnalistik yang beretika.
Belum ada Komentar untuk "Wujudkan Jurnalis yang Beretika"
Posting Komentar