Berbisnis dengan Etika

Bisnis adalah suatu organisasi yang menjual  barang atau jasa kepada konsumen maupun bisnis lainya untuk memperoleh laba. Dari kacamata historis kata bisnis dari bahasa inggris yang berarti “business” dari kata dasar busy yang artinya  “sibuk” dalam konteks individu, komunitas maupun masyarakat. Hal ini dapat di jabarkan suatu aktivitas pekerjaan yang mendatangkan keuntungan. Dalam menjalankan sebuah pekerjaan atau berbisnis hendaknya memenuhi etika dalam berbisnis agar dipandang sebagai  pembisnis yang baik. Bisnis beretika adalah bisnis yang memerhatikan nilai-nilai luhur yang bersumber dari hati nurani, empati, dan norma. Bisnis yang etis dapat di lihat dari cara pengelolaan dari pengusahanya selalu menggunakan nuraninya.
Etika bisnis secara sederhana dapat di katakana secagai cara-cara untuk melakukan bisnis, mencakup seluruh aspek yang berkaitan dengan individu, perusahaan, industri dan masyarakat. Hal ini mencakup bagaimana seseorang tersebut menjalankan bisnisnya secara adil, sesuai dengan hukum yang berlaku, serta tidak tergantung pada kedudukan individu maupun perusahaan di masyarakat. Etika bisnis juga mengkhususkan mengenai moral  yang benar dan salah.

Etika bisnis sering di temukan pada wilayah abu-abu dalam ketentuan hukum. Etika bisnis merupakan suatu kode etik perilaku pengusaha berdasarkan nilai-nilai tuntunan dalam membuat keputusan  dan memecahkan persoalan menurut Zimmerer (1996:20).

Berikut ini akan dipaparkan etika-etika yang harus kita jalankan dalam berbisnis, supaya menjadi pembisnis yang baik :

1. Prinsip otonomi
Prinsip ini memandang bahwa sebuah perusahaan secara bebas memiliki wewenang sesuai dengan bidang yang dikerjakan  dan dilaksanakannya. Kebijakan yang di ambil perusahaan harus  di arahkan untuk mengembangkan visi dan misi dari perusahaan yang berorientasi pada kemakmuran dan kesejahteraan karyawan maupun komunitasnya.

2. Kesatuan (Unity)
Kesatuan yang terefleksikan dalam konsep yang memadukan keseluruhan aspek kehidupan. Serta mementingkan konsep konsistensi dan keteraturan yang menyeluruh.

3. Kehendak bebas (Free Will)
Kebebasan yang dimaksud disini yaitu kebebasan yang tidak merugikan kepentingan kolektif. Kebebasan individu di buka lebar untuk aktif berkarya dan bekerja dengan segala potensi yang dimilikinya.

4. Kebenaran (Kebajikan dan Kejujuran)
Kebenaran yang dimaksudkan sebagai  niat, sikap dan perilaku yang meliputi proses transaksi untuk meraih atau menetapkan keuntungan.  Dengan prinsip kebenaran maka etika bisnis sangat menjaga dan berlaku preventif terhadap kemungkinan adanya kerugian salah satu pihak yang melakukan transaksi dalam bisnis.

5. Prinsip Keadilan/Keseimbangan (Equailibrium)
Perusahaan harus bersikap adil terhadap pihak-pihak yang terkait dengan system bisnisnya. Salah satunya ialah pemberian upah karyawan sesui dengan kontribusinya, pelayanan yang sama terhadap konsumen.

6. Prinsip Hormat pada Diri Sendiri 
Diperlukan untuk tetap menjaga citra baik sebuah perusahaan, dalam melalui prinsi kejujuran, keadilan dan tidak adanya niatan jahat terhadap sebuah perusahaan tersebut.

7. Tanggung Jawab (Responsibility)
Kebebasan tanpa batasan merupakan hal yang mustahil, oleh karena itu untuk memenuhi tuntunan keadilan  dan kesatuan, seseorang perlu mempertanggung jawabhakan  tindakanya. Seseorang bisa bebas melakukan apapun yang sesuai dengan keinginanya dengan bertanggung jawab  atas semua perbuatanya.

Prinsip-prinsip di atas merupakan etika yang sebaiknya dilakukan oleh seorang pembisnis supaya citra bisnis tidak dipandang negatif oleh sebagian orang. Sehingga dengan menjalankan prinsip-prinsip bisnis dengan baik, akan mewujudkan citra dan menejemen bisnis yang baik (etis) agar suatu bisnis pantas untuk dimasuki oleh semua orang yang mempercayai  adanya dimensi dalam etika baik dalam dunia bisnis.

Belum ada Komentar untuk "Berbisnis dengan Etika"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel