Mahabbah Ajaran Sayyidah Rabi’ah Al-Adawiyah, Wujudkan Maqam Keimanan Tertinggi

Dalam dunia Tasawuf, ulama tidak hanya berkonotasi pada pria. Namun, para perempuan pun banyak yang menjadi Sayyidah dan Al-Adawiyah yakni pimpinan dan perempuan suci atau sufi. Salah satu tokoh paling ternama dan sangat berpengaruh adalah Sayyidah Rabi’ah Al-Adawiyah. Beliau merupakan ulama tasawuf sufi dengan aliran Sunni. Membawa konsep keimanan yang banyak rujukan menyebutkan lebih unggul dibandingkan Ma’rifat. Mahabbah, menjadi maqam atau tingkat keimanan tertinggi dalam mengenal Allah. Yakni, menggunakan dasar mencintai Tuhan secara tulus. Tanpa mengharap surga maupun takut neraka.

Mahabbah tidak hanya sekedar terbuka hijab akan penglihatan terhadap Allah, seperti pada konsep Ma’rifat. Namun, Mahabbah sudah pada tingkat mengenal secara dalam Tuhan dan mencintainya. Semua yang dilakukan beliau, semata-mata hanya karena ingin mengabdi dan berjuang di jalan Allah. Seluruh hidupnya diserahkan hanya untuk mencintai Allah. Ibadah dan segala amal-amalnya bukan untuk mencari pahala. Namun, untuk membuktikan betapa rasa rindu dan cintanya kepada Allah. Hatinya suci, tanpa ada kotoran untuk membenci. Bahkan, beliau saat ditanya apakah benci Syaiton. Sayyidah Rabi’ah Al-Adawiyah menjawab, karena begitu besarnya cinta kepada Allah. Tidak ada ruang dan waktu untuk membenci siapapun.

Beberapa ulama lainnya juga banyak yang terkagum-kagum dengan kewalian dan ketakwaan beliau. Bahkan, tidak hanya santri putri yang juga menjadi ulama tasawuf berkat pengaruhnya. Contohnya seperti Al-Basriyah, Bahriyah Al-Mausuliyah, Rihana Waliha, Rabiah As-Syamiyah, Sya’wana, Fathimah An-Naisyafur, Rabiah binti Ismail, Fathimah Al-Kattani, dan banyak lainnya.

Namun, para ulama pria pun banyak yang berasal dari pengaruh Sayyidah Rabi’ah Al-Adawiyah dan pernah menjadi murid beliau. Contohnya seperti Hasan Al-Bashri dan Imam Ghazali, mendapat pengaruh besar dari ketokohan dan konsep keimanan Sayyidah Rabi’ah Al-Adawiyah. Bahkan, Muhammad Zihni dalam kitab Masyaharin Nisaa pernah mengatakan bahwa “Dalam pencapaian rohaniyah, Rabiah jelas lebih tinggi dibandingkan banyak pria. Dan itulah mengapa ia disebut sebagai mahkota para pria”. 

Rabiah, sebagai seorang Ulama Tasawuf yang memiliki konsep keimanan dengan Maqam Mahabbah tersebut dilalui dengan jalan Salik atau Suluk. Artinya, menempuh dengan jalan ilahiyah. Menggunakan dasar Cinta (Hubb) dalam mencapai tingkat keimanan tersebut. Sehingga, bukan dilatarbelakangi karena tendensi Roja’ dan Khauf (Takut atau Harap). Sebagai seorang Waliyullah, Rabiah memilih tidak menikah. Dikarenakan, seluruh hatinya sudah dipenuhi akan cintanya kepada Allah. Setiap saat dia selalu memandang kekasihnya yaitu Allah. Bahkan, pernah disebutkan bahwa beliau hampir tidak pernah tidur di malam hari. Selalu berdzikir kepada Allah, dan curhat. Bahkan, dalam berdoa beliau seolah-olah seperti sedang bercakap atau meminta kepada Sang Kekasih. Beliau hanya tidur dengan sangat sedikit dan itupun karena tertidur sejenak dalam ruang ibadahnya. Selain ahli ibadah, beliau juga memiliki akhlaq dan hati yang mulia. Senantiasa bersedekah kepada orang yang membutuhkan dan tidak pernah membenci siapapun. 

Karena, menjadi kekasih Allah atau wanita suci. Beliau diberikan beberapa karomah oleh Allah. Diantaranya seperti saat meninggalnya orang-orang mendengarkan seruan “Wahai jiwa yang tenang, kembalilah kepada Tuhanmu, berpuas-puaslah dengan-Nya. Maka, masuklah kamu bersama golongan dari hamba-hamba-Ku. Masuklah ke dalam surga-Ku.” (QS. 89: 27-30). Selain itu, pernah ada pencuri yang hendak beraksi di rumah beliau. Namun, dia justru terjebak tidak menemukan jalan keluar. Kemudian, saat Rabiah ingin ke Mekkah menggunakan Unta. Dijalan Unta tersebut meninggal, tetapi setelah berdoa kepada Alloh. Unta tersebut kembali dihidupkan. Dan, masih banyak lagi karomah beliau yang tidak bisa disebutkan satu per satu.

Demikianlah artikel dari kami terkait Ajaran Tasawuf Sayyidah Rabi’ah Al-Adawiyah. Semoga bermanfaat bagi Anda untuk menambahkan keimanan cinta kepada Allah dan menerapkan amal kebaikan kepada seluruh umat, serta membersihkan hati dari membenci. Sehingga, dapat beriman dan bertakwa kepada Allah secara ikhlas. Terakhir ada kata-kata paling mansyur dari beliau, di bawah ini. 

“Ya Allah, jika aku menyembah-Mu karena takut akan neraka-Mu. Bakarlah aku di dalam neraka. Dan, jika aku menyembah-Mu karena berharap surga. Campakkanlah aku dari surga. Tapi, jika aku menyembah-Mu semata-mata demi Engkau. Janganlah enggan memperlihatkan keindahan-Mu yang abadi kepadaku.” Oleh_ Sayyidah Rabi’ah Al-Adawiyah.

Artikel Terkait

Belum ada Komentar untuk "Mahabbah Ajaran Sayyidah Rabi’ah Al-Adawiyah, Wujudkan Maqam Keimanan Tertinggi"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel