Makalah Sejarah Kerajaan Assyria
Selasa, 04 Desember 2018
Tambah Komentar
KATA PENGANTAR
Makalah ini dibuat dalam rangka memperdalam pemahaman masalah sejarah yang sangat diperlukan dalam suatu harapan informasi “Kerajaan Assyria”
Dalam proses pendalaman materi sejarah ini, tentunya kami mendapatkan bimbingan, arahan, koreksi dan saran, untuk itu rasa terima kasih yang dalam-dalamnya.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................... i
DAFTAR ISI............................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN........................................ 1
A. Latar Belakang..................................................... 1
B. Rumusan Masalah................................................ 1
C. Tujuan.................................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN......................................... 2
A. Peradaban Kuno Assyria..................................... 2
B. Runtuh dan Jaya Kembali.................................... 3
C. Kemakmuran Assyria........................................... 3
D. Kehidupan Bangsa Assyria.................................. 4
E. Kejatuhan Assyria................................................. 4
BAB III PENUTUP................................................... 6
A. Kesimpulan........................................................... 6
B. Kritik Dan Saran................................................... 6
DAFTAR PUSTAKA................................................ 7
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Babilonia ditaklukkan oleh bangsa Assyria. Bangsa Assyira adalah bangsa semit yang hijrah dari semenanjung Arab pada millennium ke-3 SM dan menetap disebuah tempat yang dikenal dengan (benteng Sharqat atau Asyur) diwilayah timur Laut Mesopotamia. Pada Masa Akkadia, Assyiria merupakan sektor politik dan kebudayaan Akkadia, barulah pada millennium ke-2 SM bangsa Assyria tampil sebagai kekuatan politik terbukti ketika mereka barhasil menundukkan bangsa Mitanni, Hitties, Alcahien. Mereka membangun kota yaitu kota Asshur dan kota Niniveh yang dijadikan ibu kota dari kekuasaan bangsa Asyria. Kekuasaan ini disebut dengan corak militer. Hal ini dikarenakan Bangsa ini telah menaklukkan daerah-daerah disekitar.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana peradaban kuno assyria ?
2. Bagaimana kehidupan bangsa assyria ?
3. Bagaimana jatuhnya bangsa assyria ?
C. Tujuan
Adapun tujuan dalam pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Memahami peradaban kuno assyria.
2. Memahami kehidupan bangsa assyria.
3. Memahami jatuhnya bangsa assyria.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Peradaban Kuno Assyria
Assyria (Syriak) dalam masa sejarah terawal dirujuk kepada kawasan pada sungai Tigris atas, dinamakan untuk ibu kotanya, bandar purba Assur. Kemudian, sebagai bangsa dan Empayar, ia juga datang untuk memasukkan secara kasarnya bahagian separuh utara Mesopotamia (bahagian separuh selatan menjadi Babylonia). Ibu kotanya adalah Nineveh.
Raja-raja Assyria mengawal kerajaan besar pada tiga berlainan masa dalam sejarah. Ini adalah dipanggil Kuno, Pertengahan, dan kerajaan Neo-Assyria, atau tempoh. Yang paling berkuasa dan bangsa paling-dikenali dari tempoh ini adalah kerajaan Neo-Assyria, 911-612 SM.
Tanahair Assyria terletak pada kawasan pergunungan, melangkaui sepanjang Tigris sejauh banjaran gunung Gordiaean tinggi atau banjaran gunung Carchudian dari Armenia, kadangkala dipanggil "Pergunungan Ashur".
Orang Assyria telah mencipta penggalian untuk melemahkan dinding kota, pelantak pukulan untuk meruntuhkan dinding dan pagar, konsep dari kor jurutera, yang menjambatankan sungai dengan pontun atau membekalkan askar dengan kulit pengembang untuk berenang.
Ketika Babilonia menguasai bagian selatan Mesopotamia, bangsa Assyria yang senang berperang menguasai bagian utara kawasan itu. Kerajaan Assyria berpusat di hulu Sungai Tigris.
Raja Adadnirari I, sebagai penguasa kuat pertama negeri ini (1770-1750 SM), memperluas wilayah Assyria dan mendapat gelar ‘Raja atas Segalanya’. Ia dan para penggantinya adalah dictator yang tidak membiarkan negara lain merdeka. Assyria menjadi kaya berkat kagiatan para keluarga pedagang yang menjual tekstil dan logam ke berbagai negeri.
B. Runtuh dan Jaya Kembali
Saat wilayah Assyria bertambah luas, semakin banyak pemberontakan rakyat di wilayah jajahan. Akhirnya, Assyria jatuh ke tangan bangsa Hur (kerabat bangsa Hittit). Bangsa Hur menguasai Assyria selama 250 tahun. Walaupun kekuasaannya sempat menurun, Assyria menjadi kuat kembali. Periode kejayaan Assyria berlangsung selama 300 tahun. Assyria mencapai puncak keemasan di bawah Raja Tiglathpileser I. Raja ini memimpin penaklukan atas negara-negara tetangga setiap tahun. Assyria kemudian menguasai seluruh kawasan itu, termasuk menaklukan Babilonia.
C. Kemakmuran Assyria
Sekitar tahun 1076 SM, Assyria dan Babilonia ditaklukan oleh suku Aram dari Suriah. Namun, 150 tahun kemudian, Ashurdan II dan para penggantinya menguasai kembali kekaisaran Assyria. Ibukotanya kemudian dipindahkan ke Niniweh, tempat dibangunnya banyak gedung dan proyek irigasi. Para raja Assyria memperluas wilayah untuk menguasai semua jalur perdagangan dan menindas negara tetangga yang membuat masalah. Kekaisaran Assyria mencapai puncak kejayaan di bawah pemerintahan Raja Tiglathpileser III (745-727 SM) yang wilayah kekuasaannya meliputi Babilonia, Suriah, Palestina, Siprus, Arabia bagian utara, dan Mesir.
Raja Assyria merupakan penguasa absolut yang terlibat aktif dalam semua masalah kenegaraan. Di istana Assurbanipal yang megah, raja mendengarkan keluhan dari rakyat sambil dikelilingi oleh para penasehat. Istana raja sangat besar, dengan taman yang luas. Sebagai pelindung kesenian, raja menulis banyak catatan sejarah Babilonia dan Sumeria, serta berbagai teks matematika, ilmu kimia, dan astronomi.
D. Kehidupan Bangsa Assyria
Bangsa Assyria adalah ilmuwan hebat. Mereka membangun berbagai kota megah dengan banyak kuil dan istana. Kaum pria mengenakan jubah panjang dan berjanggut. Kaum wanita mengenakan gaun berlengan pendek dengan selendang sebahu. Banyak pria menjual istri dan anak sebagai budak untuk membayar utang.
E. Kejatuhan Assyria
Penguasa terakhir dan terbesar di Assyria adalah Raja Assurbanipal. Ia merupakan raja terpelajar. Selama pemerintahannya, sebuah perpustakaan besar di ibukota Niniweh dibangun. Berbagai catatan kuno Sumeria dan Akadia dilestarikan dalam lembaran tanah liat, bersama dengan sejumlah catatan mengenai kesusastraan, sejarah, matematika, dan astronomi dari zaman kuno. Saat Assurbanipal wafat pada tahun 627 SM, kekaisaran Assyria jatuh ke tangan bangsa Babilonia dan Medes
• Kehidupan Agama
Assyria memiliki dua agama sepanjang sejarah mereka yaitu Ashurisme dan Kekristenan. Ashurisme adalahagama pertama dari Assyria. Kata Asyur dalam bentuk Latin, berasal dari nama Ashur, dewa Asyur. Assyria terus mengembangkan agama Ashurisme sampai 256 Masehi, meskipun pada saat itu, sebagian besar Asyur telah menerima kekristenan. Memang, Assyria adalah bangsa pertama yang menerima Kristen, dan Gereja Assyriaa didirikan pada 33 Masehi oleh Thomas, Bortholemew dan Tadeus.
• Kehidupan Ekonomi
Sudah mengenal perdagangan dengan sistem barter dan berupaya menemukan penggunaan uang sebagai cara untuk mengatasi kelemahan sistem barter. Mereka pada umumnya berdagang hasil pertanian, pakaian, dan keramik. Dan telah perluasan hubungan dagang dengan bangsa lain termasuk dengan masyarakat dari mesir kuno. Dalam hal ini sekali lagi didukung oleh peran utama dari Sungai Eufrat dan Tigris selain sebagai irigasi, penghasil sumber daya pangan dan air minum juga sebagai sarana transportasi.
• Kehidupan Sosial
Bangsa Assyria termasuk rumpun bangsa Semit. Mereka membangun kota Asshur dan Niniveh. Kota Niniveh yang terletak di tepi sungai Tigris dijadikan ibukota.
Pemerintahan bangsa Assyria bercorak militer. Bangsa Assyria digelari sebagai bangsa Roma dari Asia. Munculnya gelar tersebut karena seperti bangsa Romawi, bangsa Assyria merupakan penakluk daerah-daerah di sekitarnya sehingga berhasil membentuk imperium yang besar. Wilayah Assyria membentang dari teluk Persia sampai Laut Tengah. Mereka sangat ditakuti oleh bangsa lain karna pasukan infantri, kavaleri dan tentara dengan kereta perangnya sangat kuat.
Wilayah kerajaan dibagi menjadi beberapa propinsi dan setiap propinsi diperintah oleh gubernur yang bertanggungjawab kepada Raja. Untuk memperlancar hubungan antara ibukota dan daerah maka dibangunlah jalan raya yang bagus.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Bangsa Assyria memenangkan peperangan atas bangsa-bangsa tersebut di atas dan menguasai daerah Mesopotamia. Bangsa Assyria juga ingin menguasai laut untuk melindungi perdagangan. lJpaya tersebut baru berhasil sekitar tahun 750 SM. Raja-raja yang pernah berkuasa di Kerajaan Assyria, dan antaranya Raja Sargon I I, Raja Sennacherib, dan Raja Assurbanipal.
Lambat laun Kerajaan Assyria semakin lemah. Hal ini diketahui oleh bangsa Chaldea yang berkembang di daerah Mesopotamia Selatan (bekas kekuasaan Kerajaan Babylonia Lama). Bangsa ini menyerang Kerajaan Assyria. Pada tahun 612 SM, Ibu Kota Niniveh berhasil dikuasai sehingga mengakibatkan runtuhnya Kerajaan Assyria.
B. Kritik Dan Saran
Demikian makalah yang kami buat, semoga dapat bermanfaat bagi pembaca. Apabila ada saran dan kritik yang ingin di sampaikan, silahkan sampaikan kepada kami.
Apabila ada terdapat kesalahan mohon dapat mema'afkan dan memakluminya, karena kami adalah hamba Allah yang tak luput dari salah khilaf, Alfa dan lupa.
DAFTAR PUSTAKA
Rangga, 2014 Asyur https://id.wikipedia.org/wiki/Asyur
Fathul, 2015 Assyria http://www.slideshare.net/FairuzIkbarRkr/sumeria-dan-assyria
Panji, 2015 Peradaban Kuno https://ofananta.wordpress.com/2012/09/22/peradaban-kuno-di-assyria/
Download Makalah : Makalah Sejarah Kerajaan Assyria
Belum ada Komentar untuk "Makalah Sejarah Kerajaan Assyria"
Posting Komentar