Teori Psikoanalisa, Dasar Analisa Kepribadian Anda

Perilaku merupakan sebuah tindakan yang dilakukan seseorang ketika bersikap. Dalam realitas bentuk berperilaku tentu memiliki variasi yang beragam. Baik itu bersifat kebaikan maupun keburukan. Timbulnya dilatarbelakangi oleh kemunculan emosi dalam diri seseorang. Emosi dalam kajian psikologi terbagi menjadi dua yaitu emosi negatif dan positif. Emosi negatif dapat dimunculkan saat seseorang mengalami kekecewaaan. Contohnya seperti marah, sedih, galau, dan lain sebagainya. Sedangkan, emosi positif ada ketika Anda sedang menggapai suatu harapan. Ditunjukkan dengan kebahagiaan, gembira, tersenyum, dan lain sebagainya. Jika, emosi negatif tidak dimanageman dengan tepat. Maka, seseorang akan dapat bertindak dengan perilaku yang tidak baik. Oleh karena itu, emosi negatif harus dikelola secara proporsional dan bijaksana.

Sebuah perilaku jika diulang-ulang melakukannya, Anda akan semakin terbiasa. Merasa bahwa itu memang telah nyaman sesuai diri Anda. Meski, sebenarnya hal itu masih dapat dilakukan modifikasi perilaku. Namun, perilaku yang telah menjadi kebiasaan Anda tentu akan berubah sebagai kepribadian. Nah, segala bentuk kepribadian yang terbentuk pasti memiliki penyebab paling mendasar. Itulah yang dilakukan penelitian oleh para Ilmuwan Psikologi dengan beragam teori dan alirannya.

Salah satu teori yang tidak asing lagi dalam dunia Psikologi, hadir dengan memberikan pengaruh besar. Bahkan, sering kali dijadikan landasan para Psikolog dalam melakukan penangan pada Klien-nya. Baik dilakukan dalam proses assesmen, diagnosa, analisa, hingga pada terapi yang akan diberikan. Psikoanalisa, itulah sebutan teori paling awal di Psikologi konvensional. Membahas terkait pengaruh munculnya kepribadian pada seseorang. Teori, paling senior dan telah malang melintang ini pasti sudah sangat familiar. Karena, eksistensinya pun masih terus didengungkan. Sebuah konsep Psikologi yang dicetuskan oleh Sigmun Frued.

Permulaan tahun 1900, aliran ini hadir dengan pengaruh teoritis yang disajikan. Menekankan bahwa sebuah perilaku dipengaruhi oleh alam sadar, tidak sadar, dan pra sadar. Seseorang yang berkepribadian pemalu, pesimis, dan penakut bukan terbentuk karena pergaulannya. Namun, lebih disebabkan pola asuh waktu kecil yang kurang tepat dapat mempengaruhi di masa mendatang. Seseorang anak yang pada fase laten mengalami didikan dengan otoriter. Cenderung dikekang, ditakut-takuti, dibentak, diperlakukan kasar, dan sejenisnya akan tersimpan pada alam bawah sadar. Saat dirinya remaja dan beranjak dewasa. Tindakan yang pernah diperlakukan orang tua pada dirinya, akan tanpa sadar membentuk kepribadiannya menjadi seakan-akan paranoid. Atau bahkan, dia dapat melakukan peniruan tanpa sadar dengan bersikap kasar pada orang lain. Segala bentuk tindakan atau pembicaraan yang didengar maupun dilihat pada masa laten, disimpan pada alam bawah sadar, kemudian berjalannya waktu akan mulai terlihat di alam pra sadar, hingga saat remaja dapat muncul sebagai kepribadian di alam sadar atau perilaku nyata.

Selain itu, Frued juga masih punya struktur kepribadian dalam pandangan Psikoanalisa. Dia membagi menjadi tiga hal yakni id, ego, dan superego. Id, merupakan struktur kepribadian paling mendasar yang cenderung merujuk pada keinginan atau hasrat seseorang. Hal itu, cenderung berupa kesenangan. Ego, menjadi sebuah penggerak untuk mewujudkan keinginan pada id. Sedangkan superego, adalah pengontrol dari hasrat atau keinginan id untuk dipertimbangkan terkait sesuai atau tidak untuk dilakukan. Superego ini berkesan sebagai nilai norma-norma dan etika yang ada.